Senin, 27 Juli 2020

MENGAPA HARUS BELAJAR BAHASA INDONESIA? APA ITU PENTING?

Nico Setiawan Winoto 9B/6312

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Penamaan “bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya.
Saat ini para generasi muda mengabaikan pentingnya mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa yang seharusnya kita pelajari dan pahami justru disepelekan oleh para generasi muda bangsa. Misalnya pada saat mata pelajaran bahasa Indonesia, para siswa sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Mereka menganggap bahwa belajar bahasa Indonesia itu akan membuang-buang waktu saja yang tidak begitu penting karena mereka merasa sudah bisa berbahasa Indonesia dan tidak harus lagi belajar bahasa Indonesia.
Mengapa saya harus belajar bahasa Indonesia ? Alasannya adalah, saya tahu betapa pentingnya sebuah bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang dipakai di Indonesia. Pertanyaannya sekarang apakah bahasa Indonesia saya sudah baik dan benar? Tentu saya masih ragu untuk menjawabnya.
Alasan kita belajar bahasa Indonesia adalah:
-Kita tinggal di Negara Indonesia makan wajib belajar bahasa Indonesia karena merupakan bahasa wajib di Negara Indonesia.
-Bahasa yang dipakai untuk bersosialisasi/berkomunikasi di Negara Indonesia adalah bahasa Indonesia

Cerita Inspiratif: Bekas Paku

Pada masa dahulu ada seorang anak laki-laki. Dia cerdas, berbakat, dan tampan. Sayangnya, dia sangat egoistis dan mudah marah, tidak ada yang mau menjadi temannya. Sering dia marah-marah dan mengumbar kata-kata yang menyakitkan kepada orang-orang di sekitarnya.

Orang tua anak itu sangat cemas dengan temperamen anaknya. Mereka berpikir apa yang harus mereka lakukan. Suatu hari ayahnya mendapat suatu ide. Dia memanggil anaknya dan memberi palu dan sekantong paku kepada anaknya. Sang ayah berkata, ”Setiap kamu mau marah, ambil paku dan tancapkan ke pagar tua depan rumah kita sekeras mungkin.”


Pagar kayu itu ternyata sangat keras. Palu yang digunakan cukup berat. Karena anak laki-laki itu
begitu beringas, pada hari pertama saja dia sudah menancapkan 37 paku.

Hari demi hari, minggu demi minggu, jumlah paku yang ditancapkan semakin lama semakin berkurang. Setelah beberapa waktu, anak itu mulai paham bahwa menahan amarah itu lebih mudah daripada menancapkan paku ke pagar.

Suatu hari anak itu tidak lagi memerlukan palu dan paku. Dia telah belajar menahan amarah dengan baik. Lalu dia datang ke ayahnya dan bercerita tentang keberhasilannya menahan amarah. ”Sekarang setiap saat, jika mampu menahan amarah dalam sehari, cabut paku yang sudah tertancap di pagar”.


Sekian waktu berlalu. Akhirnya sang anak bangga setelah semua paku tercabut hilang semuanya. Saat dia datang ke ayahnya dan menceritakan semuanya, dia menawarkan untuk merapikan dan merawat pagar. ”Kamu sudah berhasil, Nak, tetapi coba perhatikan lubang bekas paku itu. Pagar itu tidak akan bisa menjadi seperti semula, sudah cacat.

Hal yang sama terjadi saat kamu menyakiti orang dengan ucapanmu. Kata-kata meninggalkan bekas luka di hati sama halnya lubang bekas paku di pagar. Ingat, kita harus memperlakukan setiap orang dengan sayang dan hormat, sebab meskipun telah memohon maaf dan dimaafkan, luka di hati tidak akan pernah hilang.

Camkan itu!

Minggu, 26 Juli 2020

Kisah Tiga Orang Tuli dan Seorang Bijak

Alkisah, hiduplah seorang penggembala miskin yang tuli. Setiap hari ia menggiring domba-dombanya ke bukit mencari rumput segar. Dari sana ia memandangi desa tempat ia tinggal bersama keluarganya.

Suatu hari istrinya lupa mengirim bungkusan makan siangnya; juga tidak menyuruh anak mereka untuk membawakannya. Sampai tengah hari kiriman itu tidak datang juga. Si penggembala itu berpikir, “Aku akan pulang dan mengambilnya. Aku tidak dapat berdiam di sini sepanjang hari tanpa sepotong makanan.”

Namun ia tidak dapat meninggalkan domba-dombanya. Ia pun menghampiri seorang pemotong rumput di tepi bukit, yang ia tidak tahu kalau pemotong rumput itu juga tuli. Katanya, “Saudaraku, tolong jaga domba-dombaku dan awasi jangan sampai tersesat atau berkeliaran. Aku akan mengecek kenapa istriku lupa mengirim makan siangku.”

Karena tidak mendengar kata-kata gembala itu sama sekali, si pemotong rumput itu berkata, “Mengapa aku harus memberi rumput untuk ternakmu? Sedangkan aku sendiri memiliki seekor sapi dan dua ekor kambing di rumah. Tidakkah kau lihat, aku ini harus pergi jauh demi mencari rumput bagi ternak-ternakku. Tinggalkan aku sendiri.” Ia menggerakkan tangannya dan tertawa kasar.

Penggembala itu tentu saja tidak mendengar apa yang dikatakan oleh si pemotong rumput. Katanya, “Oh, terima kasih kawan, atas kebaikkan dan kesediaanmu. Aku akan segera kembali. Semoga keselamatan dan berkah tercurah atas dirimu. Engkau telah meringankan bebanku.”

Ia segera berlari ke desa menuju gubuknya yang sederhana. Di sana ia mendapati istrinya sakit demam dan sedang dirawat oleh para istri tetangga.

Penggembala itu kembali ke bukit sambil membawa bungkusan makanan. Ketika ia mengetahui bahwa dombanya lengkap, ia ingin menghadiahi seekor domba pincang untuk disembelih pemotong rumput itu. Katanya,  “Wahai saudaraku, ini hadiah dariku, karena engkau telah menjaga domba-dombaku selama aku pergi. Pangganglah domba ini untuk makan malammu nanti malam; lihat domba ini kakinya pincang dan memang akan aku sembelih!”

Namun, karena si pemotong rumput itu tidak mendengar kata-kata si penggembala, ia berteriak marah, “Penggembala busuk! Aku tidak tahu apapun yang terjadi selama kau pergi. Jadi jangan salahkan aku atas kaki pincang dombamu! Sedari tadi aku sibuk memotong rumput, dan tidak tahu mengapa hal itu terjadi! Pergilah, atau aku akan memukulmu!”

Merasa heran atas sikap marah si pemotong rumput, apalagi ia tidak mendengar apa yang dikatakannya, penggembala itu bertanya kepada seorang penunggang kuda bagus yang kebetulan lewat. Kata penggembala itu, “Tuan penunggang kuda yang mulia, aku mohon katakan padaku apa yang diucapkan oleh pemotong rumput itu. Aku ini tuli, dan tidak tahu mengapa ia menolak pemberianku berupa seekor domba ini, malah marah-marah seperti itu.”

Si penggembala dan si pemotong rumput mulai saling berteriak pada si penunggang kuda untuk menjelaskan kemauannya masing-masing. Si penunggang kuda yang ternyata juga tuli, tidak mendengar apapun yang dikatakan kedua orang itu. Justru, ia ini sedang tersesat dan hendak bertanya dimana dirinya saat ini. Tetapi ketika melihat sikap keras dan mengancam dari ke dua orang itu, akhirnya ia berkata, “Benar, benar, saudara. Aku telah mencuri kuda ini. Aku mengakui, tetapi aku tidak tahu kalau itu milik kalian. Maafkan aku, karena aku tidak dapat menahan diriku dan bertindak mencuri.”

Mereka bertiga pun saling berkata-kata sendiri dengan maksud yang mereka mengerti sendiri. Saat itulah dari kejauhan tampak seorang biksu tua berjalan. Si pemotong rumput pun lari menghampirinya, menarik jubah biksu itu dan berkata, “Guru, aku seorang tuli yang tidak mengerti ujung pangkal apa yang dibicarakan oleh kedua orang ini. Aku mohon kebijaksanaan Anda, adili dan jelaskan apa yang mereka teriakkan.”

Namun, karena si Guru tua ini bisu dan tidak dapat menjawab, ia hanya memandangi ketiga orang tuli tersebut dengan penuh selidik.

Sekarang, ketiga orang tuli itu menghentikan teriakan mereka. Guru itu memandangi sedemikian lama dan dengan tajam, satu per satu hingga ketiga orang itu merasa tidak enak. Matanya yang hitam berkilauan menusuk ke dalam mata mereka, mencari kebenaran tentang persoalan tersebut, mencoba mendapatkan petunjuk dari situasi itu.

Ketiga orang tuli itu mulai merasa takut. Tiba-tiba si pencuri kuda meloncat ke atas kuda dan memacunya kencang-kencang. Begitu juga si penggembala, segera mengumpulkan ternaknya dan menggiringnya jauh ke atas bukit. Si pemotong rumput tidak berani menatap mata guru tua itu, lalu ia mengemasi rumputnya ke dalam kantong dan mengangkatnya ke atas bahu dan berjalan menuruni bukit pulang ke rumahnya.

Guru tua itu melanjutkan perjalanannya, berpikir sendiri bahwa kata-kata merupakan bentuk komunikasi yang tidak berguna jika dilakukan dengan salah. Komunikasi yang berguna adalah sama-sama tahu dan menyadari tujuan yang dimaksud. Orang mungkin lebih baik diam namun tetap fokus dengan tujuan.


Sumber : https://intisari.grid.id/read/0356365/kisah-tiga-orang-tuli-dan-seorang-bijak


Pemuda Yang Banyak Bicara

Seorang pemuda yang sedang jatuh cinta berusaha selama berbulan-bulan untuk mengambil hati pujaannya, namun gagal. Ia merasa sakit hati karena ditolak. Namun akhirnya si jantung-hati menyerah. 'Datanglah di tempat anu pada jam anu,' katanya.

Pada waktu dan di tempat anu tersebut, akhirnya si pemuda sungguh jadi duduk bersanding dengan jantung-hatinya. Lalu ia merogoh saku dan mengeluarkan seberkas surat-surat cinta, yang telah ia tulis selama berbulan-bulan, sejak ia mengenal si jantung-hati. Surat-surat itu penuh kata-kata asmara, mengungkapkan kerinduan hatinya dan hasratnya yang membara untuk mengalami kebahagiaan karena dipersatukan dalam cinta. Ia mulai membacakan semua suratnya itu untuk jantung hatinya. Berjam-jam telah lewat, namun ia masih juga terus membaca.

Akhirnya si jantung hati berkata:

'Betapa bodoh kau! Semua suratmu hanya tentang aku dan rindumu padaku. Sekarang aku disini, bahkan duduk disampingmu. Dan kamu masih juga membacakan surat-suratmu yang membosankan itu!'

'Inilah aku, duduk di sampingmu,' sabda Tuhan kepada penyembahnya, 'dan engkau masih juga berpikir-pikir tentang Aku di dalam benakmu, berbicara tentang Aku dengan mulutmu, dan membaca tentang Aku dalam buku-bukumu. Kapankah engkau akan diam dan mulai menghayati kehadiranKu?'

Sumber : Anthony de Mello, Burung Berkicau.

Sekantong Bibit Kacang Tanah

iphincow.com

Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih saja serba kekurangan.

Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.

Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, “Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?”

Tampak dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.

Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, “Tuan, kalau boleh, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi.”

Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap, segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana.

Usahanya berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si hartawan, “Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu.”

Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau.

Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.

Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita.

Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan yang lebih besar.

Sumber tulisan : https://iphincow.com/2019/11/03/sekantong-bibit-kacang-tanah/


Memang Bahasa Indonesia Penting?Mengapa

Oleh:Daniel Putra W 9B/6247

Jaman sekarang bahasa-bahasa gaul lebih sering digunakan daripada bahasa Indonesia yang formal terutama para remaja.Contohnya seperti "btw","kek","lol" dan sebagainya.Mereka mengubah-ubah gaya bahasa Indonesia.Jarang ada yang memakai bahasa Indonesia secara formal.

Karena bahasa Indonesia adalah identitas Negara Indonesia itu sendiri yang harus dilestarikan.Jika tidak maka Indonesia ini akan kehilangan jati diri.Jika tidak maka Bahasa Indonesia jadi tidak berkembang.Kita orang Indonesia! Siapa yang meninggikan bahasa Indonesia kalau bukan.Akan menjadi keburukan yang memalukan jika bahasa Indonesia tertimbun bahasa bahasa lainnya dan akhirnya hilang ditelan zaman

Bayangkan saja jika ada orang luar negeri dan dia ingin belajar bahasa indonesia.Lalu karena adanya bahasa bahasa gaul yang telah ada sekarang mereka akan bingung dan akhirnya bahasa Indonesia tidak bisa dikembangkan sampai cakupan mancanegara.Jika Bahasa Indonesia dikenal di mancanegara dampak positif nya pun juga didapat untuk pengembangan NKRI juga pastinya.

Ada juga masalah lainnya yaitu UN telah dihapus menurut menteri pendidikan Nadiem Makarim.Para siswa juga senang karena bacaan dalam soal UN materi bahasa Indonesia yang sangat banyak sudah tidak ada lagi.Meskipun begitu saya ingin membuat target agar bahasa Indonesia kita tetap baik.

Contohnya saya ingin belajar untuk membiasakan membaca buku setiap saat agar pengetahuan akan kata-kata akan lebih baik.Jadi saat saya mempresentasikan sesuatu atau membuat karangan saya tidak bingung saat merangkai kata.Untuk memulai kebiasaan itu saya akan membaca buku komik atau cerita bergambar dahulu.Selanjutnya ke buku novel yang memang memiliki isi yang sangat banyak.

Kedua,saya juga ingin lebih banyak lagi menonton film Indonesia dari berbagai genre.Film-film tersebut juga sering ditayangkan di berbagi media televisi jadi dapat saya tonton dengan mudah.Hal tersebut bertujuan sama pula yaitu kosakata saya bertambah jadi.Jadi,saat saya berbicara dengan seseorang atau mempresentasikan sesuatu akan lebih muda untuk.merangkai kata-kata.

Dengan target target tersebut saya serta kita dapat mengembangkan pengetahuan tentang bahasa Indonesia meskipun UN telah ditiadakan.Maksudnya saat UN kita selalu mendapatkan soal yang "beranak" dan memiliki banyak sekali bacaan yang pastinya UN itu ujian terakhir kita untuk beranjak ke tingkat sekolah selanjutnya dan pastinya sangat sulit.

Sabtu, 25 Juli 2020

UN Dihapus, untuk Apa Belajar Bahasa Indonesia?

oleh: Albert William Wibisono

Bahasa Indonesia merupakan salah satu varian dari bahasa Melayu. Bahasa ini pertama kali mendapatkan namanya pada 28 Oktober 1928 bertepatan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaanya sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan yakni 18 Agustus 1945, bertepatan dengan mulai berlakunya konstitusi

 Sebelum membahas mengenai alasan kita harus tetap belajar bahasa Indonesia, mari memahami terlebih dahulu peran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa resmi bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi di bangsa Indonesia bukanlah "bahasa ibu" bagi kebanyakan penggunanya. Melainkan, penggunaannya lebih sering dikaitkan sebagai bahasa yang formal.

 Banyak sekali fungsi dan kegunaan bahasa Indonesia. Misalnya sebagai bahasa pemersatu dan pengantar pendidikan. Republik Indonesia terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau yang terpisahkan oleh perairan, yang tentunya pasti memiliki bahasa daerah masing-masing. Agar satu daerah tetap dapat bersatu dengan daerah lainnya tentu dibutuhkan bahasa nasional yang menjadi bahasa pemersatu. Dalam dunia pendidikan, tentu akan lebih mudah bila menggunakan bahasa yang dipahami seluruh masyarakat.

 Nah, setelah kita semua memahami awal mula bahasa Indonesia dan kegunaannya, sekarang mari membahas mengenai tujuan kita mempelajari bahasa Indonesia.Anda tentu tidak asing nama Ujian Nasional atau yang sering kita dengar dengan UNAS atau UN kan?

 Ya, salah satu materi yang diujikan yakni bahasa Indonesia. Berarti bila ingin ke jenjang pendidikan yang berikutnya harus mendapatkan skor yang bagus kan? Oleh karena itu, saya belajar bahasa Indonesia. Coba tidak ada UN, tak usah susah-susah belajar bahasa Indonesia bukan? Lagipula dari kecil kita sudah bisa berbahasa Indonesia.

 Pemahaman seperti ini yang perlu kita ubah dan pahami bersama. Untuk mempermudah, saya bantu dengan pertanyaan. Kita tinggal di negara apa? Bahasa nasional negara kita bahasa apa? Bahasa yang sering kita gunakan setiap hari bahasa apa? Bila ingin belajar bahasa asing kita menggunakan terjemahan dengan bahasa apa? Bila kita pergi ke lain pulau, kita awal-awal berbicara dengan bahasa apa? Akan tetapi masih banyak pertanyaan lainnya yang mengarah ke satu jawaban.

Kita akan pahami bertahap. Kita tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia, apa yang membedakan kita dengan turis lain? Bagaimana mereka bisa tahu kalua kita berasal dari Indonesia? Tentu saja dari bahasa yang kita gunakan, semisal kita fasih berbahasa Inggris, tetap saja yang membedakan kita salah satunya yakni "logat" berbicara kita yang tentu dari kita lahir.

Pasti ada dari kalian yang menyangkal kegunaan bahasa Indonesia dengan mengatakan, "saya setiap hari bicara bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain, iya kan?" Nahh... mari kita ke sisi yang lain, anggap saja kita setiap hari berbahasa daerah, lalu bagaimana dengan pendidikan kita? Ya, sudah tentu menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, fungsi bahasa Indonesia yakni bahasa pengantar pendidikan.

Agar bangsa kita dapat tetap bersatu di dalam 728 bahasa lain yang ada di Indonesia, maka diperlukan bahasa nasional yakni bahasa Indonesia. Karena alasan ini pula, bahasa Indonesia disebut bahasa pemersatu.

Akhir-akhir ini semakin banyak berkembang bahasa baru yakni yang sering disebut "bahasa gaul." Gabut, abas, bucin, santuy, dan masih banyak lagi mulai menjamur di negara kita ini. Salahkah mengetahui dan menggunakannya? Tentu jawaban saya tidak karena itu merupakan globalisasi. Namun, yang mengkhawatirkan yakni anak-anak generasi milenial semakin susah untuk memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan sering salah dalam penggunaannya.

Beberapa hal di atas merupakan penjabaran mengenai pentingnya bahasa Indonesia dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Namun apa pentingnya bagi pekerjaan? Dan apa kaitannya dengan Ujian Nasional yang ditiadakan? Akan kita pahami bersama di paragraf selanjutnya.

Dengan kita semakin memahami bahasa Indonesia, hal tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan berbicara, dan percaya diri. Banyak contoh pekerjaan yang sangat membutuhkan kepercayaan diri, salah satunya menjadi pembawa acara / MC. Bila ada yang menanggapi "Halah, pekerjaan itu tak menghasilkan." Pernyataan itu salah, MC merupakan salah satu pekerjaan yang cukup menghasilkan.

Tak sampai di pembawa acara saja, teman-teman mengira para pemimpin perusahaan tak perlu bahasa Indonesia sesuai kaidahnya karena menggunakan bahasa Inggris? Hal tersebut kurang tepat karena untuk saling berkomunikasi secara formal, tentu masih menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidahnya. Dan terakhir, pekerjaan yang menjadi idaman banyak orang, terutama kaum muda, yakni YouTuber. Menjadi youtuber membutuhkan kemampuan berbicara yang baik dan percaya diri. Dengan mempelajari bahasa Indonesia akan membantu meningkatkan kemampuan tersebut.

Sejak zaman dahulu sampai saat ini, Ujian Nasional selalu menjadi ketakutan semua siswa karena menentukan kelulusan. Ujian Nasional juga dianggap masyarakat sebagai tolok ukur. Semua pelajar pasti belajar dengan keras agar dapat melewati Ujian Nasional ini. Pelajaran yang paling tak saya sukai yakni bahasa Indonesia. Mengapa? Karena pilihan jawaban yang satu dengan yang lain serupa.

Inti sebenarnya bukan mengenai suka maupun tak suka, bila UN menjadi target agar belajar Bahasa Indonesia, lantas apa terjadi bila target nya dihapuskan? Sudah tentu akan berantakan dan tanpa tujuan. Maksud saya berantakan ialah, siswa akan semakin malas untuk belajar bahasa Indonesia, dan berakhir seperti yang saya jelaskan di atas, yakni akan sulit menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidahnya.

Oleh karena itu, mari bersama berkomitmen untuk membuat target baru yang akan berguna bagi diri kita. Semisal agar kita akan semakin percaya diri dan cakap berbahasa Indonesia. Bisa pula agar mudah dalam mempelajari bahasa asing lain, dan sebagainya.

Setelah membaca sekian panjang, lantas, kesimpulannya, pentingkah bahasa Indonesia? Jawabannya ialah YA. Mari kita bersama melestarikan bahasa kita sendiri agar dapat berguna bagi kehidupan kita sekarang maupun di kemudian hari.

Tulisan ini pernah dimuat di Kompasiana

https://www.kompasiana.com/albertwibisono/5f150f52097f365a72534da2/un-dihapus-untuk-apa-belajar-bahasa-indonesia

 

Jumat, 24 Juli 2020

Tak Masuk Akal jika UN Tidak Diganti. Apakah Ada Target Selanjutnya?

Oleh : Bernadine Adelia Tri Hapsari 9B 6232

Dulu sebelum Ujian Nasional ditiadakan, murid dari SD - SMA sudah biasa mendengar adanya Ujian Nasional diakhir tingkatan, karena Ujian Nasional sudah dianggap sebagai penentuan lulus tidaknya mereka dalam bersekolah. Tetapi banyak dari mereka yang masih mengeluh bahwa Ujian Nasional sangat susah, saya pun juga merasa seperti itu. Dulu kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kita juga hanya bisa mengandalkan pikiran untuk menentukan kelulusan kita. 

Berjalannya waktu sejak adanya Menteri Pendidikan yang baru yaitu Pak Nadiem Anwar Markarim. Beliau lahir di Singapura pada 4 July 1984 sekarang umurnya mencapai 36 tahun. Pak Nadiem ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia lalu dilantik pada 23 Oktober 2019. Ujian Nasional sudah lama diperbincangkan oleh Pak Nadiem untuk ditiadakan, namun pada saat itu masih belum ada kepastian. 

Pada tahun 2020 ini sudah diresmikan bahwa Ujian Nasional ditiadakan sesuai dengan persetujuan Presiden Indonesia yaitu Pak Joko Widodo. Banyak murid yang merasa senang dengan berita tersebut tetapi juga banyak anak yang sudah lulus merasa kesal karena adik kelasnya tidak melewati masa sulit itu.

Tetapi siapa yang akan mengira bahwa ditahun ini terjadi pandemi covid, semua orang mulai khawatir dan takut untuk keluar rumah. Terutama bagi anak-anak yang masih sekolah, mereka terpaksa untuk tidak bersekolah secara offline dan juga tidak bertemu dengan temannya. Meskipun seperti itu, sekarang zaman sudah canggih, orang diluar sana memproduksi aplikasi yang dapat digunakan selama pandemi diantaranya yaitu apl zoom, dan google classroom. Dengan begitu, mereka tetap bisa belajar dan bertatap muka secara online.

Sebagai gantinya, supaya tetap dapat nilai kelulusan murid - murid mendapatkan tugas setiap mapelnya, ulangan, PTS dan PAT. Tidak lupa yaitu nilai sikap saat mengikuti zoom, karena termasuk nilai dasar dalam kelulusan, biasanya lulus tidaknya yaitu tergantung pemerintah tetapi sekarang yang memutuskan yaitu sekolah. Targetnya yaitu dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar tidak terkendala dijaringan juga mendapatkan nila bagus.☺

Selasa, 21 Juli 2020

BOB SADINO, TOKOH INSPIRATIF INDONESIA

Berikut ini disajikan salah satu kisah inspiratif pengusaha Indonesia, Bob Sadino. Klik di sini untuk membaca kisah lengkapnya.

Senin, 20 Juli 2020

Apa Tujuan dan Pentingnya Belajar Bahasa Indonesia Meski UN Sudah Dihapus?

Oleh : Cheryl Putri Henry / 9B / 6243

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia pun sudah bisa berbahasa Indonesia, bahkan fasih dalam setiap pengucapan katanya. Meski begitu, di sekolah masih saja ada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kebanyakan orang pasti pernah berpikir “Mengapa kita harus mempelajari Bahasa Indonesia? Padahal Bahasa Indonesia sudah kita gunakan dengan dalam kehidupan sehari-hari.” Nah, sebelum membahas tujuan belajar Bahasa Indonesia, kita harus memerhatikan hal berikut.
Bahasa Indonesia sendiri memiliki fungsi. Berdasarkan permikiran saya, fungsi Bahasa Indonesia ada dua. Fungsi yang pertama yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari dan alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia bisa dikatakan sebagai alat pemersatu bangsa karena di Indonesia terdapat banyak sekali suku dan budaya, setiap suku dan budaya tersebut memiliki bahasa daerah sendiri. Sebagai contoh, orang Suku Batak berkomunikasi dengan orang Suku Ambon, jika mereka berbicara dengan bahasa daerah masing-masing akan terjadi kesalahpahaman karena pasti ada kata di bahasa Batak yang sama dengan kata di bahasa Ambon tetapi mengandung arti yang berbeda. Bayangkan jika kesalahpahaman tersebut tidak ada penyelesaiannya, pasti akan berakibat buruk seperti terjadi perengkaran atau tawuran. Maka dari itu, Bahasa Indonesia sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia ini. Fungsi yang kedua yaitu Bahasa Indonesia sebagai identitas Bangsa Indonesia, artinya Bahasa Indonesia merupakan ciri khas Bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain. Akan tetapi, Bahasa Indonesia sebagai ciri khas Bangsa Indonesia ini kurang dipehatikan oleh Warga Negara Indonesia. Seringkali masyarakat berbicara dengan bahasa “campuran”. Apa yang dimaksud dengan bahasa “campuran”? Maksudnya bukan Bahasa Indonesia yang dengan sengaja dicampur dengan bahasa lain tetapi karena seiring berkembangnya zaman dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), beberapa kosakata Bahasa Indonesia mulai pudar dan bahkan terlupakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagai contoh kosakata Bahasa Indonesia yang digantikan posisinya dengan bahasa lain yaitu “merah muda”, kata ini sering sekali diganti dengan bahasa asing lebih tepatnya Bahasa Inggris menjadi pink. Banyak masyarakat yang lebih paham dengan beberapa kosakata Bahasa Inggris karena barang-barang di sekitar mereka kebanyakan terdapat tulisan dengan Bahasa Inggris. Seperti saya sendiri, gawai saya telah diatur bahasanya menjadi Bahasa Inggris sehingga saya lebih paham dengan beberapa kosakata Bahasa Inggris jika dibandingkan dengan Bahasa Indonesia. 
Itu tadi penjelasan tentang fungsi Bahasa Indonesia. Selain yang sudah dituliskan di atas, sebenarnya masih banyak lagi fungsi Bahasa Indonesia tetapi yang utama adalah dua fungsi tersebut. Sekarang mari kita bahas tentang sejarah lahirnya Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 yang merupakan hari lahirnya Sumpah Pemuda. Pada unsur ketiga dalam hasil Sumpah Pemuda dituliskan “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”, tulisan tersebut merupakan pernyataan  tekad bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional pada tahun 1928 dan dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia (UUD 1945 Bab XV Pasal 36)
Setelah membaca beberapa penjelasan tentang Bahasa Indonesia di atas, seharusnya kita sudah tau apa tujuan kita belajar Bahasa Indonesia. Tujuannya yaitu agar Bahasa Indonesia tidak hilang jati dirinya dan bisa lebih berguna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama bagi generasi muda.  Kita sebagai Warga Negara Indonesia sudah sewajibnya bisa berbahasa Indonesia, tetapi itu tidak cukup untuk membuat Bahasa Indonesia selalu diingat, maka dari itu penting untuk belajar Bahasa Indonesia. 

Lalu apa target yang bisa dicapai jika ujian nasional sudah tidak ada? Target yang bisa kita capai adalah melestarikan Bahasa Indonesia sehingga Bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak hilang dan tidak terlupakan sampai di masa yang akan datang.

Apa Pentingnya Belajar Bahasa Indonesia?

Oleh: Felicia Puteri Setiawan 9B/6263

Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti tahu bahwa Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional negara kita dan selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Kita juga tahu bahwa semua sekolah di Indonesia memiliki pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, apakah kita tahu apa pentingnya pelajaran Bahasa Indonesia?

Banyak orang yang mengatakan bahwa tidak penting belajar Bahasa Indonesia karena kita selalu menggunakannya untuk berbicara satu sama lain. Namun, tidak semua orang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa yang sesuai dengan situasi, sedangkan Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku. Banyak anak muda masa kini yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama ketika mereka berbicara dengan orang yang dekat dengan mereka.

Jika diamati, pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan kita bagaimana berbahasa yang baik dan benar. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita dapat belajar bagaimana cara membuat paragraf, membuat puisi, membuat karangan cerita yang baik dan benar.

Mengapa sih Penting Belajar Bahasa?

oleh: Felicia Mutiara Wira Agatha 9B 6262

Tidak terasa, libur kenaikan kelas telah berakhir. Saatnya kita memulai tahun ajaran baru dengan semangat yang baru. Sayang sekali, tahun ajaran baru yang kita tunggu-tunggu hanya bisa dilaksanakan melalui daring di rumah masing-masing. Senin, 13 Juli 2020 adalah hari pertama kita semua mulai online class melalui aplikasi zoom setelah libur kenaikan kelas yang tidak terasa berakhir begitu saja.

Di hari itu juga, kelas bahasa Indonesia yang diajarkan Pak Blas dimulai dengan materi pentingnya belajar bahasa. Pak Blas memberi kami tugas untuk membuat tulisan. Jujur saja, saat beliau memberikan tugas tersebut, saya langsung bingung dan takut. Bingung karena sebelumnya saya belum pernah membuat tulisan dan takut jika membuat kesalahan saat menyusun kalimat dalam paragraf. Mungkin, ini pertama kalinya saya membuat tulisan sepanjang ini.

Sebelum saya memberikan pendapat, apa sih fungsi bahasa Indonesia itu? Jadi, salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa negara. Bahasa negara kita ini berasal dari Bahasa Melayu yang juga berfungsi sebagai bahasa perantara/bahasa pergaulan di Asia Tenggara. Maksudnya adalah kita berkomunikasi dan dapat saling mengerti satu sama lain dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Langsung saja, saya akan menyampaikan pendapat mengenai pentingnya belajar bahasa Indonesia. Di Generasi Z sekarang ini, banyak orang yang mungkin meremehkan bahasa Indonesia. Seperti yang dibahas pada kelas Pak Blas, katakanlah bahasa Indonesia tidak usah dipelajari karena kita sudah lancar menggunakannya dari kecil. Akan tetapi, menurut saya belajar bahasa tetaplah penting.

Mengingat bagaimana kita menggunakan bahasa Indonesia dengan campuran bahasa gaul seperti "Ah gitu tok, sante aja keles. Bawak enjoy!", bahasa Indonesia mulai kehilangan jati dirinya dan sedikit demi sedikit tergantikan dengan bahasa gaul. Oleh karena itu, menurut saya belajar bahasa Indonesia tetaplah penting agar kita bisa menggunakannya dengan lebih baik, benar, tidak tercampur kata-kata gaul dan bisa menerapkannya dalam komunikasi sehari-hari sehingga jati diri bahasa negara kita ini tidak hilang begitu saja.

Berbicara tentang bahasa Indonesia, Ujian Nasional yang selalu diadakan pada tahun-tahun sebelumnya kini telah ditiadakan. Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam pelaksanaan ujian. Nah, karena Ujian Nasional ditiadakan saya mulai mencoba membuat target baru. Saya ingin lulus dengan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memuaskan hati agar tidak menyesal di kemudian hari. Jika hasilnya pas-pasan, setidaknya saya telah berusaha. Selain itu, saya juga ingin lebih percaya diri dalam menyuarakan pendapat walau hanya dalam bentuk tulisan seperti ini.☺

Mengapa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tetap perlu dipelajari?


Oleh:Kevin Nicander Halim 9B/6285

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah Sebuah Mata Pelajaran Yang mempelajari ketrampilan berbahasa Indonesia. Ketrampilan tersebut meliputi ketrampilan Membaca,Menulis,Mendengar,Berbicara dan masih banyak lagi.Selain itu juga Bahasa Indonesia juga mempelajari Kesastraan Dan Budaya

Banyak yang mengatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia tidak diperlukan.Penyebab mereka mengatakan seperti sangatlah beragam,Mulai dari Sudah bisa Berbahasa Indonesia sejak kecil hingga yang paling simple,karena susah untuk dipelajari.Alasan alasan tersebut tidak hanya berlaku bagi bahasa indonesia saja tapi juga bagi bahasa lainnya

Padahal tujuan belajar bahasa indonesia tidak hanya untuk bisa berbahasa indonesia.Seperti yang saya jelaskan diatas,Tujuan dari Belajar Bahasa Indonesia adalah bisa Menggunakan 4 aspek bahasa dengan baik dan benar Dan dapat mengetahui dan meneruskan sastra dan budaya Di Indonesia seperti Pantun,Puisi D.l.l

Jadi Mengapa Mata pelajaran  Bahasa Indonesia tetap perlu dipelajari?

Karena Belajar Bahasa Indonesia tidak Hanya belajar berbahasa indonesia


Selasa, 14 Juli 2020

Ujian Nasional Dihapus, Apa Gantinya?

1. Buatlah tulisan tentang alasan mengapa mata pelajaran bahasa Indonesia tetap perlu dipelajari! 2. Tulisan tentang target yang bisa membanggakan yang ingin dicapai dalam pelajaran bahasa Indonesia (karena UN sudah tidak ada)! Tulisan di buat di komputer atau note HP yang sewaktu-waktu bisa dikirim atau diupload di berbagai media.

BAHAN BACAAN TEKS DISKUSI

1. PRO KONTRA IBU KOTA NEGARA 2. BERBAHASA INGGRIS TIDAK NASIONALIS? 3. PRO KONTRA MAINAN LATO-LATO 4. KANTONG PLASTIK BERBAYAR 5. DAUR ULAN...